Bila Terpaksa

Mengundurkan Diri

FREEPIK

Perketat keuangan keluarga dengan mencari cari pos pengeluaran yang bisa dihemat.

Ketika seseorang memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan, banyak faktor yang bisa menjadi pemicunya. Entah atas alasan kesehatan, stres kerja, sampai pertimbangan kesehatan mental dan fisik. Untuk pasangan suami istri yang bekerja, masalah ini bisa dilematis. Lantas, jika akhirnya keputusan itu yang harus diambil, bagaimana cara mereka dapat mengatur uang agar semua kebutuhan terpenuhi? Bagaimana strategi keuangan yang tepat jika hanya ada satu pencari nafkah?

 

Nadya Sari (37 tahun) baru saja memutuskan untuk mengundurkan diri pada Juni 2021 lalu. Ia memutuskan mundur karena gaji yang diperoleh tidak mampu mengejar inflasi. Sementara di sisi lain beban kerja juga bertambah tanpa didukung fasilitas dari kantor seperti penyediaan laptop. Ditambah lagi asuransi kesehatan yang disediakan hanya BPJS tanpa adanya insentif atau bonus meski sudah 14 tahun mengabdi.

 

"Permintaan atasan untuk naik jabatan mengharuskan saya bekerja di depan laptop. Sementara saya tidak pernah nyaman menggunakan laptop karena selama ini untuk keperluan membuat berita hanya mengandalkan ponsel selama belasan tahun. Mau tetap bertahan di posisi awal, tidak diizinkan. Mau tidak mau keluar," papar wanita yang akrab disapa Nadya kepada Republika.

 

Setelah mundur, rupanya Nadya menghadapi beberapa kendala, salah satunya soal keuangan. Ia yang biasanya mendapat kiriman gaji setiap tanggal 25, kini harus sangat berhati-hati dengan uang bulanan yang diberikan suami. "Awalnya tidak mudah memang, karena pastinya ada saja kekurangan. Beberapa pengeluaran yang biasanya saya bisa handle sendiri seperti membelikan baju anak-anak, membayar perpanjangan STNK motor, bayar asisten rumah tangga (ART), servis motor, saya serahkan kepada suami," ungkapnya.

MIKHAIL NILOV/PEXELS

Namun, seiring berjalan waktu, Nadya bisa beradaptasi dan berusaha mengatur sendiri keuangannya. Bagaimana caranya? "Begitu dapat transferan dari suami, saya langsung poskan untuk pengeluaran bulanan seperti uang sekolah anak-anak, les, gaji ART, zakat, iuran sampah, dan lainnya. Sisanya itu yang dimanfaatkan untuk biaya sehari-hari selama sebulan," ujarnya.

 

Padahal, Nadya mengungkapkan, sebelum berhenti kerja, ia selalu merasa kekurangan. Bahkan, dia juga sempat berpikir ketika mundur apakah akan semakin kekurangan atau tidak sekaligus memikirkan bagaimana ke depannya.

 

"Sudah pesimis saja, yah tapi itulah gunanya suami. Suami  mengajarkan pentingnya bersyukur dan merasa cukup. Bahwa rezeki sudah diatur sejak masih dalam kandungan. Suami bilang rezeki Allah kasih dari berbagai jalan. Bukan cuma dari pekerjaan," paparnya. Akhirnya ia berserah diri. ''Alhamdulillah Allah kasih jalan dalam menghadapi masalah keuangan keluarga,'' kata dia.

Selama pandemi kita mikir lebih kepada kebutuhan bukan keinginan atau hobi.

Namun, tak dimungkiri di tengah perjalanan, biasanya ada saja kekurangan atau uang yang habis menjelang akhir bulan. Sementara suami belum gajian, belum lagi gajian diundur atau dipotong. "Alhamdulillah suami memang senang menabung," tambahnya.

 

Suami Nadya sengaja tidak menyimpan uang hanya pada satu bank lantaran tiap bank punya fasilitas yang berbeda untuk nasabah. Seperti di salah satu bank, kata Nadya, ada fitur yang memudahkan untuk menabung sesuai posnya, misal untuk KPR, pendidikan, dan lainnya. "Jadi kalau suami belum gajian, dia ambil dari dana darurat, atau ketika uang bulanan tidak cukup. Jadi ketika suami gajian, sisihkan dulu kebutuhan utama. Sisanya barulah untuk memenuhi keinginan," ujarnya.

 

Selain itu, ia juga mengandalkan logam mulia dan perhiasan untuk berjaga-jaga. Ia lebih memilih koleksi perhiasan dibanding baju ataupun gawai yang sedang tren.

 

"Selama pandemi kita mikir lebih kepada kebutuhan bukan keinginan atau hobi. Dua motor diganti dengan satu motor saja untuk mengurangi pajak progresif. Saya juga menerima orderan nasi kebuli. Alhamdulillah bisa sedikit tambah pemasukan,'' ujarnya.

Cek Dulu Sebelum Mundur

AVEL CHUKLANOV/UNSPLASH

Perencana keuangan dari OneShildt, Agustina Fitria, menjelaskan karena pendapatan keluarga berkurang akibat mengundurkan diri, maka ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Apa sajakah?

Masih produktif atau tidak.

''Apakah setelah mundur akan sepenuhnya berhenti atau tidak produktif atau akan tetap ada penghasilan seperti dari usaha atau freelance yang masih bisa mendatangkan penghasilan,'' kata perempuan yang biasa disapa Fitri itu.

Cek pengeluaran rutin.

Cek kewajiban seperti utang, premi asuransi, uang sekolah anak, autodebet investasi, dan lainnya yang bersifat pasti dan harus dibayar rutin tiap bulan atau tahunan. Jika memiliki utang, apakah rasio total cicilan terhadap penghasilan yang akan datang setelah mengundurkan diri masih tetap sehat atau kurang dari 35 persen penghasilan.

Cek manfaat saat jadi karyawan

Fitri menyarankan untuk mengecek manfaat-manfaat yang sebelumnya ada sewaktu masih bekerja sebagai karyawan, apakah masih mampu digantikan dengan membayar sendiri. Misalnya asuransi kesehatan, Jaminan Hari Tua dari BP Jamsostek dan sebagainya. Untuk asuransi kesehatan ada banyak macamnya, pilih yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan membayar premi sekeluarga. "Karena biasanya benefit dari kantor mencakup sekeluarga," ujarnya.

Lunasi utang

Fitri mengatakan bila utang sangat membebani keuangan keluarga setelah mundur sebaiknya utang-utang konsumtif dilunasi saja. Ini bisa diambil dari uang penghargaaan masa kerja yang diterima. Jika masih memungkinkan, bisa juga digunakan untuk tambahan modal usaha atau tambahan dana darurat. Sedangkan saldo dana jaminan hari tua dari BP Jamsostek, ia sarankan tetap dipertahankan untuk persiapan dana hari tua.

Cari pekerjaan baru

Alternatif pendapatan setelah mengundurkan diri bisa dari pekerjaan baru seperti bekerja freelance atau membuat usaha. Tapi perlu disadari mental karyawan dan mental pengusaha itu jauh berbeda. Jadi harus dipersiapkan jauh-jauh hari dari segi mental dan juga finansial, minimal dua tahun sebelum mundur dan coba dijalani sebelum benar-benar mengundurkan diri.

Siapkan dana darurat

Dana darurat harus sudah tersedia sebelum mengundurkan diri antara tiga sampai enam bulan kebutuhan hidup. Jika memutuskan untuk buka usaha, maka dana darurat perlu diperbesar menjadi 6-12 bulan kebutuhan hidup. "Karena penghasilan dari usaha mungkin di awal-awal belum stabil," kata Fitri.

top